Blog Umum tentang Tutorial Photoshop, Tips Unik, Musik, Games, Informasi dan Aplikasi

Jangan Ditangisi Jika Mendapat IPK Yang Rendah, Lakukan 10 Hal Ini

IPK atau Indeks Prestasi Kumulatif kerap dianggap sebagai separuh nyawa mahasiswa (separuhnya lagi mungkin uang bulanan dari orangtua). Selain jadi bukti pada orangtua kalau kamu niat kuliah, IPK juga adalah standar persaingan prestasi antar mahasiswa dan syarat pertama yang biasa dipatok perusahaan dalam mencari karyawan. Wajar jika kita berusaha mati-matian untuk mendapatkan IPK yang cemerlang guys.


IPK memang sering menjadi momok tersendiri buat kita yang mahasiswa. Angka yang tercetak di transkrip harus benar-benar dijaga, kalau tidak, masa depan taruhannya. Tak hanya memengaruhi lama masa studi saja, IPK juga bisa menentukan karier kita guys setelah menjadi sarjana. Otomatis dengan ini, banyak mahasiswa yang berlomba-lomba memiliki IPK tinggi.

Namun apa daya, setelah berusaha keras, kita harus menghadapi kenyataan bahwa IPK tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Engga jarang, ini membuat kita putus asa.

Tapi sebenarnya tidak perlu merasa sial. Justru jika kita bisa mengakali keadaan tak ideal ini, kita bisa tumbuh menjadi mahasiswa “paket istimewa” guys.
Mahasiswa paket istimewa? Yup. Daripada menangisi angka IPK, lebih baik kita memikirkan hal-hal di bawah ini saja! 

1. Engga Masuk Akal jika bilang IPK tidak penting sama sekali. Tapi, Gk masuk akal juga menggantungkan masa depan kita pada angka-angka mati guys.


Rasanya naif sekali jika gua bilang IPK itu kaga penting. Tak dapat dipungkiri, IPK tinggi bisa melancarkan seleksi berkas kita saat melamar pekerjaan. Nilai IPK yang cemerlang juga bisa sangat membantu saat seleksi berkas beasiswa. Tapi, naif juga jika kita bilang bahwa IPK adalah segalanya.

Setelah seleksi berkas tahap pertama, perusahaan akan berusaha menggali dari diri kita kualitas yang lebih dari angka-angka yang tertera di ijazah dan transkrip kita. Itulah mengapa saat wawancara kerja kita akan ditanyakan seberapa mudah kita bekerjasama, apakah kita mampu bertanggung jawab dan amanah, serta seberapa cepat kita bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. Kualitas-kualitas ini akan dibuktikan sekali lagi dalam focus group discussion. Jadi, jangan berkecil hati ketika IPK kita tidak sempurna. Tak jarang, sebuah perusahaan akan berani memberikan masa uji coba jika kita bisa membuktikan pada mereka bahwa kita punya kualitas-kualitas yang mereka butuhkan guys.


2. Renungkanlah Pertanyaan ini, Jika IPK saya Rendah, Apakah Berarti saya Bodoh?



Masih ingat pidato Erica Goldson saat pidato kelulusan? Lulusan terbaik itu menyinggung satu hal penting.

“Saya lulus. Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan terbaik di kelas saya. Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan teman-teman saya. Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah yang terbaik dalam melakukan apa yang diperintahkan kepada saya dan juga dalam hal mengikuti sistem yang ada.”

Erica percaya, untuk dapat nilai bagus mahasiswa hanya harus melakukan hal yang sangat sederhana: turuti dosen. Kalau bisa, beri lebih dari yang mereka minta. Dosen suruh buat satu makalah, buatlah 3 makalah. Dosen minta Anda presentasi, berkhutbahlah! Dosen minta Anda rajin kuliah, berangkatlah ke kampus sebelum Subuh.Tapi, itu pilihan yang punya risiko juga. Jika kamu terlalu sibuk menuruti keinginan dosen, kamu justru tidak sempat menuruti keinginanmu sendiri.

Saat mahasiswa lain naik gunung, kamu di kos kerjakan laporan praktikum. Saat temanmu rafting di Serayu, kamu justru buat paper. Sementara teman-teman lu pergi ke tongkrongan, lu malah antri di servisan komputer gara-gara laptop lu rusak ngejebluk!

3. Apakah IPK Berpengaruh terhadap Masa Depan?




Tergantung kita ingin jadi apa kelak. Kalau mau jadi karyawan, tentu perlu IPK bagus supaya bisa ikut rekrutmen. Tapi kalau kita pengin jadi pengusaha, yang lebih kita perlukan adalah kecapakan berinovasi dan mental baja.

Kalau kita pengin jadi pengacara dan buka firma hukum sendiri, IPK tinggi juga tidak mutlak diperlukan. Yang lebih diperlukan adalah keakapaan analisis.

Kalau kita pengin jadi seniman, berkreasilah. Buatlah sesuatu yang bisa dinikmati banyak orang.

4. Anggaplah kuliah itu seperti menu makan: IPK adalah nasinya, pengembangan skill dan pola pikir lauk-pauknya. Mendewakan IPK sama halnya dengan hanya memakan nasi kamu akan kurang gizi.


Bicara tentang IPK memang selalu memberikan sensasi tersendiri bagi mahasiswa. Saat IPK naik, kita akan girang bukan main. Saat IPK terjun bebas, kita akan merasa kiamat sudah dekat.

Bukannya IPK itu tidak penting sama sekali, tapi tujuan kuliah bukan hanya mendapatkan IPK “dewa”. Tak kalah pentingnya dari IPK adalah soft skill serta pola pikir yang kita dapatkan selama proses perkuliahan.

Jika kita tak puas dengan IPK yang sekarang, bisa jadi sebenarnya dalam hati kita adalah orang yang punya ambisi. Mungkin kita gagal mendapatkan prestasi akademik secemerlang harapan karena kita begitu sibuk menyalurkan ambisi kita di tempat-tempat lain, misalnya organisasi kampus atau komunitas hobi di kota. Menangisi IPK hanya akan membuat kita lupa bahwa kita punya potensi-potensi yang tak bisa diterjemahkan ke dalam angka-angka. Cobalah tilik lebih dalam ke diri kita sendiri: bukankah dari kegiatan berorganisasi selama ini, kita telah menempa pola pikir dan soft skill yang dibutuhkan sebagai seorang profesional?

Dengan mengembangkan soft skill dan pengalaman, jangan heran JIKA KITA bisa menjadi kandidat yang dicari banyak perusahaan. Di lain sisi, dengan pola pikir yang maju kita pun bisa membuat masa depan yang cerah tanpa harus mengandalkan apa yang tertera dalam ijazah. Setiap orang pasti punya keunggulannya masing-masing. Haram hukumnya untuk cepat menyerah hanya karena IPK yang tidak summa cum laude.

5. IPK tak akan sepenuhnya menentukan masa depan. Justru, yang lebih berpengaruh adalah karakter kepemimpinan seseorang.




IPK rendah bisa terasa seperti mimpi buruk yang bikin tidur jadi tak nyaman. Bahkan mungkin kita merasa putus asa saat IPK terancam terjun bebas. Sayang, alih-alih memperbaiki sistem belajar, kita malah tidak melakukan apa-apa karena terlalu khawatir akan IPK yang pas-pasan.

Bagaimana nasib masa depanku nanti ya? Masa aku jadi pengganguran?

baca juga : Tips Para Pelajar dan Mahasiswa Bisa Menghasilkan UangHey, tenanglah. Kita gak perlu lagi menghabiskan waktu kita untuk mengkhawatirkan masa depan. Justru sekarang saatnya kita memanfaatkan momen untuk memperbaiki sistem belajar atau mengasah kemampuan yang bisa mengantarkan pada kesuksesan di masa depan. Salah satunya adalah karakter kepemimpinan.

Mungkin kita sudah mencoba belajar maksimal, namun IPK masih juga jauh dari target yang diinginkan. Maka gak ada salahnya kita mulai memperhatikan potensi kita yang lain, misalnya memupuk jiwa kepemimpinan yang kita punya untuk bisa menjadi orang besar. Karena gak sedikit kok orang-orang besar justru datang dari IPK rendah yang punya jiwa kepemimpinan tinggi. Jika kita tak mudah putus asa hanya karena IPK, siapa tahu kita jutru bisa menjadi seperti mereka.

6. Buatlah Project Yang Sesuai Dengan Bidang Kalian Guys




Selama kuliah, Kita bisa melakukan riset, merakit, atau sejenisnya tentang bidang ilmu yang kita pelajari guys. Kegiatan ini bisa kita lakukan sendiri maupun dengan teman. Dan sinilah kita akan bisa mendapatkan skill yang tentunya tidak didapat di dalam kelas perkuliahan. Bahkan kita jangan kaget jika ilmu yang kita miliki justru lebih tinggi dari mahasiswa pasif yang hanya mengandalkan materi kuliah.

Jadi, kunci keberhasilan kita meski lulus dengan IPK rendah itu adalah keaktifan selama kuliah. Aktif tidak hanya ketika di kelas, tetapi juga di luar kelas maupun luar kampus. Kegiatan-kegiatan organisasi, ilmu dari luar, itulah yang akan membentuk kalian. Bukan materi yang disampaikan oleh Dosen. Karena materi yang disampaikan oleh Dosen itu hanya 40% dari ilmu yang ada, sisanya tergantung dari keaktifan kita sendiri guys.


7. Tidak dapat dipungkiri, orangtua kita akan bangga jika kita punya IPK tinggi. Namun menganggap bahwa hanya itu saja yang bisa membanggakan mereka pun sempit sekali.




Selain menjadi penentu eksistensi kita sebagai mahasiswa, IPK juga gak jarang bisa menjadi penentu kebahagian orangtua. Sampai-sampai kita harus membiasakan diri dengan pertanyaan “IPK-mu sekarang berapa?”. Karena harapan mereka hanyalah kita bisa membawa pulang angka IPK yang tinggi sebagai bukti anaknya benar-benar kuliah dengan baik. Jadi kita pasti akan merasa tak enak hati saat harus memberi hadiah orangtua kita dengan IPK yang pas-pasan.

Tenanglah. Mungkin orangtua kita belum bisa merasa bangga dengan IPK-mu yang sekarang. Tap pastikan kita punya bekal lain yang bisa diandalkan, yaitu pengalaman. Mungkin kita gak bisa membawa sederetan nilai A di transkrip, tapi kita punya seabrek pengalaman luar biasa yang gak banyak mahasiswa lain dapatkan. Bisa saja bukan, kita seorang aktivis organisasi atau sudah sering ikut diskusi politik ke luar negeri? Intinya, kita masih bisa mengandalkan banyak hal untuk membuat orangtua kita bangga nantinya.


8. Terbukalah Dengan Dunia Luar



Masa kuliah tidak sama seperti masa SMA guys. Masa kuliah ini bisa dikatakan ‘bebas‘ namun tetap memiliki batasan. Jangan hanya bertahan pada apa yang didapatkan di dalam kelas perkuliahan aja. Ingat, materi kuliah yang kita dapatkan selama kuliah itu hanya sebagian kecil dari apa yang ada di kenyataan (dunia kerja). Untuk itu cobalah kita terbuka menerima ilmu-ilmu dari luar. Gunakan internet untuk mendapatkan materi tambahan dan mengupdate informasi. Jika kita kuliah di ilmu terapan, maka perbanyaklah melakukan praktek. Selain bisa mengimplementasikan teori yang kita dapatkan, juga bisa digunakan untuk menambah skill di bidang tersebut.
baca juga : Pengertian dan Unsur-Unsur Ilmu Komunikasi

9. Mendapatkan IPK tak sesuai harapan akan membuat kita sadar bahwa hasil usaha tak melulu berbentuk angka. Ilmu yang bermanfaat adalah hal utama, dan toh kita sudah mendapatkannya. 




Hidup memang kadang menyajikan berbagai kejutan yang tidak terduga, gak terkecuali tentang perkuliahan. Saat 4 tahun kita sudah berusaha mati-matian untuk mendapatkan predikat cum laude, eh ternyata kenyataan menawarkan cerita yang lain. Nilai IPK yang tercantum di ijazah berbeda dari ekspektasi kita sebelumnya. Gak jarang hal ini membuat merasa kecil hati untuk bermimpi tinggi.

Tanpa harus mengutuki diri sendiri, gak ada salahnya kita mulai memandang IPK minim dari perspektif yang lain. Hasil dari proses belajar tak harus selalu diwujudkan dalam bentuk angka. Yang lebih penting adalah seberapa luas gudang ilmu yang kita punya, dan seberapa mampu kita memanfaatkannya untuk kepentingan masyarakat. Misalnya, mungkin kita gagal mendapatkan nilai A dalam ujian kimia lanjut, tapi mungkin saja kita justru berhasil mengaplikasikan reaksi kimia sederhana untuk menciptakan suatu barang yang punya nilai jual. Kalau sudah begini, apa IPK masih mau kamu tangisi?


10. Tak perlu mengutuki diri sendiri. Jika kita memang masih punya waktu dan peluang, inilah saatnya mengkoreksi cara belajar kita selama ini.




Nilai IPK yang rendah bukan kiamat, karena ini bukan akhir dunia yang akan mengantar kita ke akhirat. Tanpa perlu mengutuki diri sendiri, alangkah baiknya kita coba meluangkan waktu sendiri. Apakah ada yang salah dengan sistem belajar kita selama ini? Apakah mungkin secara gak sadar kita menganggap enteng kuliah? atau mungkin kita selama ini malas mengerjakan tugas? atau bahkan ini semua sudah maksimal?

Tanpa perlu merasa tak berguna, gak ada salahnya coba kita tanyakan lagi pada diri sendiri tentang apa yang selama ini kita cari? Nilai A? Predikat Cum Laude? Ilmu yang bermanfaat? Membangun pola pikir maju? Hanya kita yang tahu jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini.
baca juga : Cara Mengatasi Sifat Kalian yang Pemalu

Punya IPK tinggi gak perlu bikin jumawa, dan punya IPK lebih rendah bukan berarti kita celaka. Jika kita masih bisa memperbaikinya, cobalah sekuat tenaga untuk mengubah ya. Jika tidak bisa, menyesal juga untuk apa? Pastikan saja kita memaksimalkan bakat-bakat di kegiatan non-akademik yang kita suka. Karena masa depan bukan hanya dibangun oleh angka –karakter kepemimpinan, pengalaman, dan pola pikir juga sama pentingnya.

SHARE

Seventeen

Heii guys yang ada di Blogger Seventeen, jangan Lupa dilihat semua artikel nya, Semoga aja agan agan dapat info dari blog Seventeen dan jangan lupa beri komentar yang baik

  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

2 komentar:

  1. Cari Situs Slot,Sportsbook,Tangkas,Poker yang bisa deppsit via pulsa ?
    Saya akan kasih kalian bocoran situs yang memang sudah 100% terpercaya ya
    Untuk Review : Agen Slot Deposit Pulsa
    Untuk Situs Login : Agen Slot Deposit Pulsa
    Untuk Situs Support : Game Pulsa Online
    Game Slot PG Soft : Slot PG Soft Deposit Pulsa

    Langsung Daftar dan dapatkan Bonus New Member 30.000 Langsung guys.

    ReplyDelete
  2. Selamat Datang Di Situs Agen Slot Deposit Pulsa armanitoto
    disini menyediakan permainan berupa slot dan togel
    Armanitoto juga menyediakan berbagai macam promo yang menarik,seperti :
    Bonus cashback 3%
    Bonus cashback spesial slot 5%
    Bonus Referral Terbesar
    WA : +6283165115420

    ReplyDelete